Public Facilities

Masjid Saminah Sihyadi

SHARE PROJECT
OWNER

PRIVATE CLIENT

PROJECT TYPE

PUBLIC BUILDING

AREA

651.76 M2

BUILDING AREA

329.7 M2

PROJECT YEAR

2020-2023

STATUS

CONSTRUCTED

Konsep massa

Berangkar dari kuatnya separasi ruang gender sebuah masjid. Konsep masjid di kontraskan dalam perbedaan dua bentuk massa: persegi dan lingkaran yang identik dengan maskulinitas dan feministas. Keduanya terikat dan menyatu dalam komponen ruang yang sama didalamnya, sebagai makna manusia tercipta dalam fisik berbeda namun memiliki interior dan nilai diri yang sama dihadapan Sang Kuasa. Dalam interpretasinya, massa persegi dan lingkaran pun dapat diartikan sebagai ka’bah dan kopiah, bentuk identitas Islam dari sebuah kiblat dan kultur nusantara/melayu.
Kemudian area muka masjid diolah dengan renerapkan keterbukaan melalui tangga multifungsi sebagai bentuk mediasi ruang antara lingkungan dan masjid. Walapun terdapat Keterbukaan pada area muka masjid, namun secara ruang tetap dibatasi dengan dinding sirip dan batas pintu agar tetap terdapat separasi ruang sakral untuk peribadatan.

Interior sebagai kepingan warna lokal

Pemilihan konsep interior mengakar pada benang merah bangunan tropis yang melekat di Indonesia (dan negara tropis lainnya), baik yang di terapkan pada bangunan vernakularnya ataupun yang dikembangkan pada bangunan kolonial dan era modern awal : Jendela Krepyak.

Elemen jendela krepyak ini diterapkan menyeluruh pada sisi dinding massa persegi yang berbatasan dengan sisi luar ruangan, menguatkan esensi tropis lokal yang juga secara fungsi memberikan dampak penghawaan natural yang maksimal

Pada Langit-langit sendiri dilakukan pengolahan dan permainan lampu yang membentuk lafadz Allah. Titik lampu yang terdisitribusi mengacak memberikan effect menyebar dan memberikan secara bersamaan rasa ternaungi dan diterangi oleh lafadz Allah, sebuah efek yang diharapkan mampu membentuk rasa rendah diri dalam melakukan ibadah di masjid ini.

Implementasi penghawaan natural

Dengan di terapkannya elemen krepyak pada massa persegi serta sirip pada massa lingkar, terbentuk sebuah bangunan yang memiliki penghawaan ruangan secara natural. Tinggi langit-langut pada ruangan utama yang berada pada 7m memberikan zona radiasi matahari yang cukup jauh dari zona ketinggian kegiatan manusia. Dampaknya bangunan tidak membutuhkan sistem penghawaan mekanikal untuk menciptakan ruangan dengan suhu termal yang nyaman.